Pasca runtuhnya Kerajaan Pajajaran maka
wilayah Subang menjadi rebutan kekuatan seperti Kerajaan Banten, Mataram,
Sumedang Larang, VOC, Inggris dan Kerajaan Belanda. Kolonial Belanda menjajah
wilayah Subang tercatat pada Tahun 1811-1816 dibawah pimpinan Pemerintahan Sir
Thomas Stamford Raffles, sedangkan daerah jajahan diwilayah Subang
telah menguasai lahan seluas 212,900 Ha, Kemudian Belanda membentuk Perusahaan Perkebunan
P&T (Pamanoekan en Tjiasem Lands) melalui hak Eigendom maka Belanda menindaklanjuti dengan pembentukan distrik-distrik (Kecamatan)
sehingga sampailah jajahan tersebut ke Wilayah Compreng, Adapun hasil dari Perkebunan tersebut yaitu : Tembakau, Nanas (diambil seratnya untuk
bahan tektil), Rosela, Karet, Tebu, Sejalan dengan proses penjajahan dari masa ke
masa maka tersebutlah cerita tentang risalah
nama Compreng.
Istilah
Compreng berasal dari kata “Ompreng”
sedangkan ompreng adalah nama benda tempat menyimpan makanan (nasi) yang
terbuat dari bahan Almunium, Menurut
cerita Konon Perusahaan Perkebunan P&T yang berkantor
pusat di subang (sekarang Wisma Karya)
setiap harinya mengirimkan makanan untuk para pekerja dan mandor
perkebunan dengan menggunakan ompreng,
Makanan tersebut dari subang ke Compreng diangkut dengan Lori (Kereta kecil
berbahan bakar kayu) dan diturunkan di Wesel (sekarang pintu PNK4)
selanjutnya makanan tersebut di alokasikan ke pekerja lain yang berada di Blok
Kompa (Mekarjaya) dan pekerja yang ada di Blok Jamada (Jatireja) sampai
ke Blok Kebondanas (Kecamatan Pusakajaya), Transportasi yang digunakan untuk
mendistribusikan makanan antar Blok yaitu Dogong (Kereta kecil tanpa mesin
digerakan oleh tenaga manusia) rutinitas dari kegiatan tersebut maka sudah
menjadi bagian (kebiasaan) yang melekat dalam kehidupan masyarakat maupun pekerja,
Sehingga jika makanan tiba maka orang menyebutnya “Compreng.......Compreng” nama tersebut digunakan oleh masyarakat
sampai sekarang menjadi nama Desa dan Kecamatan
Seiring
waktu terus berjalan serta tuntutan dari perkembangan jaman, maka Pada tahun 1983 Compreng yang tadinya
termasuk wilayah Kecamatan Pusakanagara
maka oleh Pemerintahan Kabupaten Subang dilakukan Pemekaran Compreng menjadi Perwakilan Kecamatan Pusakanagara dan
selanjutnya Pada Tanggal 23 Juli 1987 bertempat di
purwakarta oleh oleh Gubenur Jawa Barat
Bapak Yogie S Memet diresmikan menjadi definitif Kecamatan
Compreng. Pemerintahan Kecamatan
Compreng mempunyai kewilayahan 8 Desa
terdiri : Desa Kalensari, Mekarjaya, Compreng, Jatireja, Kiarasari, Sukatani,
Sukadana, Jatimulya.
Adapun Camat
yang pernah memimpin Kecamatan Compreng
sesuai periode sebagai berikut :
No
|
N
a m a/Camat
|
Periode/Tahun
|
Ket
|
1
|
Edi Haryadi
BA
|
1987
s/d 1992
|
|
2
|
Bambang
Hartoyo BA
|
1992
s/d`1995
|
|
3
|
Drs. Rudi
Setiawan
|
1995
s/d 1999
|
|
4
|
Dedi
Supriadi S.Sos
|
1999
s/d 2005
|
Almarhum
|
5
|
H. Saad
Abdulgani S.Sos, M.Si
|
2005
s/d 2006
|
|
6
|
Cecep Rosadi
. S.Sos, M.Si
|
2006
s/d 2008
|
|
7
|
Drs. Rahmat
M.Si
|
2008
s/d 2009
|
|
8
|
Drs. H. Oong
Saropi M.Si
|
2009
s/d 2012
|
|
9
|
Deni
Setiawan S.Ip
|
2012
- Sekarang
|
|
* Sumber dari Wikipedia Indonesia dan tokoh
masyarakat Compreng
* Di susun ku Kang Edi
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus